KARAWANG | KUTATANDINGAN.COM | Kuta Tandingan sebuah nama yang sangat fenomental di Karawang, selain akan diplot menjadi kota Satelit Kuta Tandingan dulu dan sampai kini masih menyimpan sejuta misteri yang bisa ditemui oleh orang – orang yang memang secara kebetulan mendapatkannya.
Nenek Moyang dan banyak ahli spiritual di Kabupaten Karawang mengatakan bahwa suatu saat nanti Kuta Tandingan akan menjadi kota yang tidak ada tandingannya, dan hal tersebut kini disambungkan dengan keberadaan kawasan perusahaan besar dan akan terus diperluas, keberadaan bandara juga jalur kereta api cepat yang telah dicananggkan oleh pemerintah pusat.
Kuta tandingan sendiri arealnya saat ini sebagian masih berupa hutan belantara dan tanah – tanah kosong yang membentang di selatan karawang, bersinggungan langsung dengan kabupaten Purwakarta dan Cianjur. Untuk para Offroader daerah Kuta Tandingan sudah tidak asing lagi, karena biasanya mereka menyalurkan hobinya di daerah ini.
Kisah mistis di tengah masyarakat tentang Kuta Tandingan sangat kuat, percaya tau tidak banyak sekali masyarakat sekitar yang mengalami kejadian aneh, misalnya aja yang pernah terjadi pada Perjalanan rombongan kami pernah bertemu dengan seorang Anak kecil kira-kira berumur 10 tahunan yang berjalan sendiri tapi tak lama kemudian anak itupun menghilang tanpa ada jejaknya.
Namun diluar cerita mistis itu ternyata di Kuta Tandingan terdapat Situs yang kini keberadaannya di awasi dan sedang dikembangkan oleh Disbudpar Karawang. Konon Situs Kuta Tandingan diperkirakan merupakan Peninggalan Kerajaan kecil dalam Kekuasaan Kerajaan Pajajaran, bernama Kerajaan Kuta Tandingan Jaya yang diperintah oleh Kertabumi III, dibantu oleh Patih Purnakuta dan Patih Mangkubumi dengan penasehat Jaksa Imbang Kencana.
Menjelang keruntuhan Pajajaran Kerajaan (1579 M ) Kuta Tandingan Jaya melepaskan diri atau diambil alih oleh tentara Kesultanan Banten yang dipimpin oleh Syech Maulana Yusuf, sebab pada tahun 1626 daerah Udug – udug dijadikan Markas Tentara Kesultanan Banten dibawah pimipinan Pager Gunung atau lebih dikenal dengan Pangeran Puger,Daerah Udug – udug merupakan tempat yang strategis untuk pengawasan lalu lintas perahu di Sungai Citarum, dari daerah ini Pasukan Tentara Kesulatanan Banten menyerang Sumedang Larang juga merupakan Pos Pertahanan untuk menangkal serangan balik dari Sumedang Larang (Prabu Geusan Ulun) dan Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Sultan Agung.
Di daerah ini Banyak ditemukan goa – goa Vertikal atau biasa disebut Luweng yang belum dijamah ataupun diteliti kedalamannya, serta jalan bebatuan Kuno/Purba tertata rapih yang menghubungkan lokasi Kuta/kuta lain yang berserakan di areal situs Kutatandingan. Lokasi Situs Kuta Tandingan terletak di Desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel 38 km dari Ibu Kota Kabupaten Karawang.
Adapula yang mengatakan jika Kuta Tandingan merupakan tempat bekas ibukota kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran. Namun para ahli sejarah berpendapat jika hal itu masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Versi lain mengatakan, jika Kuta Tandingan merupakan tempat bekas ibukota kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran. Namun para ahli sejarah berpendapat jika hal itu masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
SITUS Kuta Tandingan di Desa Mulyasejati Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang Jawa Barat, diperkirakan merupakan peninggalan kerajaan kecil dalam Kekuasaan Kerajaan Pajajaran, yang bernama Kerajaan Kuta Tandingan Jaya.
Kerajaan tersebut diperintah oleh Patih Panatayuda, dibantu oleh Patih Purnakuta dan Patih Mangkubumi dengan penasehat Pamanah Rasa dan Jaksa Imbang Kencana.
Menjelang keruntuhan Pajajaran, Kerajaan Kuta Tandingan Jaya melepaskan diri atau diambil alih oleh tentara Kesultanan Banten yang dipimpin oleh Syech Maulana Yusuf, sebab pada tahun 1626 daerah Udug – udug dijadikan Markas Tentara Kesultanan Banten dibawah pimipinan Pager Gunung atau lebih dikenal dengan Pangeran Puger.
Daerah Udug – udug merupakan tempat yang strategis untuk pengawasan lalu lintas perahu di Sungai Citarum, dari daerah ini Pasukan Tentara Kesultanan Banten menyerang Sumedang Larang juga merupakan Pos Pertahanan untuk menangkal serangan balik dari Sumedang Larang dan Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Sultan Agung.
Di daerah ini Banyak ditemukan goa – goa Vertikal atau biasa disebut Luweng, yang belum dijamah ataupun diteliti kedalamannya. Lokasi Situs Kuta Tandingan terletak di Desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel 38 km dari Ibu Kota Kabupaten Karawang.
“Nun jauh disana terlihat bentangan kaki gunung memanjang membatasi kota karawang, Purwakarta dan Bekasi, perbukitan yang menyimpan misteri yang belum terpecahkan dari generasi ke generasi, seakan enggan menampakan jati dirinya yang terus bersembunyi dibalik rimbunnya belukar, cerita dari kakek ke cucu dari cucu ke cicit terus menggema seakan tak pernah habis-habisnya, hal ini-lah yang menambah penasaran bagi seseorang yang menyenangi makna akan sejarah nenek moyangnya.
Nama Kutatandingan mungkin sudah tidak asing ditelinga orang Karawang, legenda-kah, atau hanya mitos belaka. Konon katanya Kota Karawang mulai terbentuk di tempat itu.
Konon di tempat itu, Senopati KERTABUMI III (ayahanda Prabu Singaperbangsa) mendirikan Kadipaten Karawang pertama, tepatnya di daerah udug-udug yang sekarang berganti nama menjadi Desa Mulyasejati.
Daerah perbukitan Kutatandingan sekarang kepengurusannya di tangani Perhutani ini menjadi ladang andalan penduduk sekitarnya, hasil hutan dan perkebunan serta palawija hasilnya mereka jual, cukup untuk menghidupi keseharian penduduk Dusun Cisoga dan Kutajati,
DUA JAM
Perjalan ditempuh hampir 2 jam, baru ditemukan jalan berbatu yang tertata rapi, batu-batu yang sangat unik mungkin disusun ratusan tahu yang lalu… mulailah aura magic aku rasakan sepanjang jalan itu yang dikanan-kirinya berjejer pohon pinus serta mahoni membawa suasana seakan kembali kejaman dulu.
Tak lama setelah kami menyusuri Jalan Purwa, tak sampai 1 Km kami menemukan jalan yang menanjak orang disana bilang Tanjakan sambernyawa, jalan terbuat dari batu seperti ditatah atau di ratakan cukup merepotkan apalagi hujan terus mengiringi perjalanan kami.
Tanjakan yang mempunyai kecuraman hampir 80 derajat sempat merepotkan perjalanan, setetelah kami lalui tanjakan sambernyawa antara dua ratus meter tibalah di Kutajati, sebuah dusun/patilasan yang cukup mengesankan hati.
Seperti diberitakan dalam goa ini kemarin empat pengunjungnya tewas karena terjebak banjir. Tiga dari korban diduga sedang bersemedi bersama teman-temannya dalam rangka mencari “ilmu” . Sedangkan seorang lagi adalah kuncen goa tersebut.
SARSILAH SUSUNAN KARUHUN KUTA TANDINGAN
1.Eyank Sanghyang wenang
2.Eyank sanghyang wening
5.Syekh duro
6.Syekh rengkol
7.Syekh ora
8.Syekh darugem
9.Syekh gentong
10-Syekh adiarsa
11-Syekh lemah
ABang
12-Syekh syarif Arifin
13-Syekh hidayattullah
14-Syekh datul kapi
15-Ki kuwu sangkan
16-Syekhmaulana hasanudin
17-Syekh maulana yusuf
18-Syekh maulana mansyur
19-Aki asnawi caringin labuan banten
20-Aki gundali saketi banten
21-Rd.cengkrong
22-Rd.junah alias jahiah
23-Rd.surya padilaga
24-Rd.surya jaka lalana
25-Nyi karsiti mulya sejadi
26-Syekh maulana sahid
27-Syekh zafar sidik
28-Syekh R.d umar said
29-Syekh makdum ibrahim
30-Syekh mayih maunat
31-Syekh maulana magribi
32-Syekh ainunjapin
33-Syekh R.d rahmah
34-sunan gunungjati cirebon
Semoga menambah wawasan sejarah kita.
(Sumber : beritanasional)